Terpaksanya Masyarakat Membuang Sampah Ke Sungai


Sampah merupakan hal yang sangat sulit dihindari oleh semua orang karena setiap hari kita selalu memperoleh atau  memproduksi sampah. Sampah juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan. Terjadi bencana, salahsatunya di sebabkan oleh sampah. Namun, sampah juga bisa menjadi sumber mata pencaharian seseorang. Hanya 15% orang yang memanfaatkan sampah menjadi sumber mata pencaharian dan 85% orang tidak pernah memikirkannya bahkan menganggapnya sesuatu hal yang tidak penting. Hal ini terjadi di salahsatu kampung tempat saya dibesarkan, kurangnya rasa cinta terhadap lingkungan mengakibatkan masyarakat memilih untuk masuk ke dalam kategori 85% orang yang tidak pernah memikirkan sampah. Fakta mengatakan bahwa masyarakat memang benar tidak pernah memikirkan sampah, sungai yang dulunya jernih, sungai untuk aliran air hujan, sungai untuk aliran air dari hulu telah berubah drastis menjadi bak sampah. Teringat ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya dan teman-teman selalu main ke sungai itu. Kami bermain air, mengambil air dari sana, bahkan ada yang sampai mandi, nyuci piring, di sungai itu. Ini membuktikan bahwa sungai itu benar-benar sungai yang bermanfaat untuk masyarakat di kampung saya. Namun sayang, waktu berubah semakin cepat dan saya amati sungai yang bermanfaat itu telah ternodai oleh sampah-sampah yang menumpuk seperti akan mengalahkan gunung puteri.
Lambat laun sampah akan membawa dampak buruk untuk kehidupan masyarakat, entah itu terjadinya benca alam ataupun tidak. Namun, hal ini harus diperhatikan oleh semua masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan dan mengelola sampah dengan baik. Kejadian di kampung halaman saya  ini tidak bisa menyalahkan 100 %  masyarakat yang salah, karena pasti ada faktor lain yang menjadikan masyarakat terpaksa membuang sampah ke sungai. Menurut beberapa opini masyarakat bahwa sanya masyarakat memang terpaksa membuang sampah ke sungai tersebut karena tidak adanya tempat pembuangan sampah atau bak sampah yang disediakan oleh pemerintah.
Secara logika memang betul mau di buang kemana lagi sampah- sampah  yang setiap hari diproduksi, tidak adanya fasilitas mengakibatkan masyarakat terpaksa membuangnya ke sungai. Apabila semua masyarakat memiliki pemikiran yang sama, berarti semuanya akan membuang sampah di sungai itu juga. Bayangkan 5 tahun ke depan apa yang akan terjadi dengan sungai ini?, apakah sungai ini akan tetap bertahan menampung baunya sampah??, apakah sungai ini aka tetap sabar??, atau sebaliknya sungai ini hilang kesabaran dan mengeluarkan kemarahannya??. Entahlah apa yang akan terjadi kelak. Untuk itu marilah kita antisipasi supaya sungai tidak menggeluarkan amarahnya, dengan cara:
1.      Tanamankan bahwa sampah itu bisa dijadikan sebagai sumber mata pencaharian
Apabila kita menanamkannya, saya yakin setiap orang akan memilih dan memilah sampah demi mata pencahariaanya, karena kodrat manusia adalah  sebagai seseorang yang butuh akan hasil mata petancaharian (uang). Bukan hanya pemulung saja yang bisa menjadikan sampah sebagai mata pencaharian tapi semua kalangan bisa melakukannya dengan cara mengelola sampah untuk dijadikan kerajianan, dan lain sebagainya.
2.       Tindakan pasti dari pemerintah daerah
Faktor selanjutnya yang akan menunjang kasus sampah ini ialah ikut terlibatnya pemerintah daerah dalam pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS). Ini merupakan hal yang sangat penting dan bisa menyelesaikan semua permasalahan. Namun, tidak hanya membangun TPAS saja tapi dibarengi dengan program-program pemeliharaan sampah itu sendiri. Seperti mengangkut sampah, mengelola sampah, dan lain sebagainya.
3.      Adanya Inovasi baru dalam pengelolaan sampah
Tugas ini harus diemban oleh ank-anak muda atau karang taruna yang bertugas untuk mencari inovasi baru dalam pengeloaan sampah, seperti menjadikan sampah menjadi pupuk, kerajianan, ataupun inovasi baru yang bisa memberikan semangat masyarakat dalam mengelola sampah tersebut.

Marilah merubahnya sebelum semua terlambat!!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

UBERTOS

Alasan memilih kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Style photographed